Manggarai dikenal sebagai salah satu kabupaten di Pulau Flores yang paling berkembang. Ibu kotanya adalah Ruteng, sebuah kota yang cukup maju di kaki Gunung Anak Ranaka. Manggarai semakin berani menampakkan wajah cantiknya dengan pelayanan yang semakin prima bagi pengunjung.
PESAN / CARI TAKSI Jika ada pertanyaan tambahan atau anda butuh bantuan lebih lanjut, silahkan hubungi tim teknis kami.
Di sini keunikan kembali disiarkan pemandu setempat yang fasih berbahasa asing juga tentu bahasa daerahnya. Kemampuan bertutur itu seraya memerankan jembatan komunikasi antara dunia Homo floresiensis dengan pasar wisata yang sumringah berada di pulau terindah.
Tak hanya misteri tentang Homo floresiensis yang menggoyahkan teori penyebaran manusia di dunia yang konon dari Afrika, Ruteng pun menjadi titik keberangkatan ke sebuah fenomena budaya dimana setengah masyarakat dunia menganggapnya fenomena alam berpangkal dari mahluk berinteligensi tinggi yaitu circle crop. Sebelum keanehan yang hanya nampak dari ketinggian ini menggoncang perhatian publik tetapi masyarakat di Manggarai, terutama Ruteng sudah mengenalnya dari generasi ke generasi.
#Transportasi
Ruteng berada di jalur lintas Flores, sehingga perjalanan dari Labuan Bajo ke Maumere atau sebaliknya pasti akan melalui kota ini. Kendaraan umum bermacam-macam jenisnya dan akan melewati Ruteng sebagai salah satu tempat perhentian.
##TRAVEL AGENCY
PT. Flores Exotic Tours;
Jalan Kakatua 8 Ngencung Ruteng 86511 Flores, Nusa Tenggara Timur, Indonesia;
Tel: +62-385-2705022, +62-812-3662110, +62-812-37980150;
Email : info@floresexotictours.com
###Branch Office
Jalan Wae Bo, Lancang;
Kelurahan Wae Kelambu, Labuanbajo;
HP +62-852-53811110
##USA
Flores Exotic Ambassador;
Butet Luhcandradini;
Cambridge, Massachusetts USA;
Email: komodoflores@gmail.com
#Kegiatan
Dari Ruteng ibukota kabupaten Manggarai, petualang akan memperoleh berbagai pilihan atraksi dan daya tarik, mulai dari fenomena budaya, sejarah, alam, hingga religi yang berusia sangat tua.
Kapel atau Chapel Ruteng berdiri tepat di tengah kota dengan dua menaranya yang menjulang walau usianya telah melampaui puluhan tahun. Ruangannya dipenuhi tiang-tiang berseni dengan suasana khidmat.
Tak jauh dari sana, terlihat Gunung Anak Ranaka yang sering dikunjungi oleh wisatawan untuk menikmati kekayaan faunanya terutama burung. Kegiatan bird watching sudah menjadi bagian dari apa yang dikenal terkait Gunung Anak Ranaka.
Ruteng Pu'u atau Compang Ruteng dikenal sebagai cikal bakal terbentuknya kota Ruteng. Di sini rumah tradisional masih dapat dinikmati bersama dengan altar yang berada di tengah kampung. Masyarakatnya bertani beberapa komoditi unggulan seperti jambu mete, kopi, kopra, kemiri, dan kakao. Anda dapat melihat mereka menjemur produk pertanian tersebut di areal dekat rumah sehingga hal ini menjadi pemandangan menarik.
Salah satu daya tarik terbaik yang ditawarkan Manggarai adalah Liang Bua, tempat dimana Homo floresiensis pernah ditemukan, digali, diteliti, dan kembali disimpan di kedalaman tanah yang berada di mulut gua primitif. Keberadaan Homo floresiensis ini menggoyahkan teori penyebaran manusia dan peradabannya yang konon diperkirakan berawal dari Afrika. Akan tetapi, pada waktu yang hampir sama, di Ruteng tepatnya di Liang Bua, manusia kerdil dengan peradaban yang hampir sama sudah muncul.
Di Ruteng, angkutan kota tersedia menuju Liang Bua. Bila menggunakan kendaraan pribadi atau sewaan, silakan menuju Desa Ru'ah yang berada di jalur antara Ruteng dan Liang Bua tepatnya Jalan Ruteng-Reo. Setelah kira-kira 2,5 kilometer terdapat belokan ke kiri ke arah Liang Bua dan sekitar 11,5 kilometer Liang Bua akan ditemukan di sebuah daerah yang bisa dibayangkan 50 tahun lalu masih sebuah gua yang dimanfaatkan sebagai sekolah dasar oleh seorang pastor.
Wae Rebo kini menjadi andalan Manggarai sebagai salah satu kabupaten yang menawarkan budaya masyarakat aslinya. Wae Rebo sungguh memukau, terletak di antara kaki gunung dan bukit-bukit yang menghijau. Rumah-rumah tradisional dengan bentuk kerucut berdiri dalam formasi melengkung dengan lapangan di tengahnya. Wae Rebo sungguh tidak ada duanya dalam konteks bentuk arsitektur dan fungsinya. Perjalanan menuju Wae Rebo cukup panjang dengan memakan waktu hingga berjam-jam dan perlu seorang pemandu untuk dapat menangkap semua informasi yang ada di dalamnya. Bahasa daerah yang digunakan di Wae Rebo belum tentu dapat difahami oleh semua orang walau berasal dari Flores.
Cancar ialah kawasan di Desa Cara sekitar 17 kilometer dari Ruteng. Kawasan ini begitu tersohor di kalangan petualang dan pengunjung yang sengaja datang ke Ruteng karena formasi lahan sawahnya yang unik. Pembagian lahan sawah dilakukan secara tradisional yang disebut lingko. Penentuan lingko ini begitu unik dan bersendi pada tali kepercayaan kepada Tuhan Langit dan Tuhan Bumi sehingga terbentuk lingkaran petak sawah yang menyerupai jaring laba-laba. Tentu saja hal ini dapat dilihat dari atas bukit agar semua lingkaran-lingkaran sawah yang dimiliki oleh masing-masing klan bisa dengan jelas Anda lihat.
Menuju ke arah Manggarai Barat, Desa Melo dapat dijumpai di tepi jalan dimana masyarakatnya akan dengan senang hati menerima tamu kehormatan. Tradisi menerima tamu dengan simbol menggunakan transaksi berupa uang yang sangat filosofis dilakukan sebelum tamu diundang makan. Mereka akan menjamu tersebut di rumah tamu yang nyaman menghadap ke kaki bukit yang luas panoramanya. Di desa ini tamu akan dikejutkan oleh sebuah tarian perang yang luar biasa dan mencengangkan yaitu caci yang dimainkan oleh kelompok Compang To'e. Di sini beberapa penari caci akan memainkan peran penyerang dan penangkis. Mereka lengkap berkostum tradisional serta lagu dan tradisi berkomunikasi dengan penonton. Untuk memesan pertunjukan caci sekaligus paket penerimaan tradisi dan makan siang maka bisa dipesan dengan biaya sekitar Rp 2.500.000 hingga Rp 3.000.000 untuk 25 orang.
#Kuliner
Pasar tradisional jelas menjadi sebuah daya tarik di manapun di Pulau Flores dan tak terkecuali di Ruteng. Di sini penjual makanan dapat ditemukan dimana-mana dengan aneka makanan yang perlu dicoba baik khas Flores ataupun khas daerah lain yang sudah menyusup ke kota ini.
#Akomodasi
Berikut ini beberapa hotel yang dapat ditemukan dan sangat nyaman sekitar Ruteng.
Hotel Sindha di Jalan Yos Sudarso No. 26 (Tel: +62-385-1197).
##Hotel Maryo's
Jalan Poco Komba, Kampung Leda, Ruteng;
Tel: +62-813-53069572 dengan Felix sebagai Assistant Manager;
Email: f_de_rozari@hotmail.com
##Hotel Bunga
Adalah hotel yang baru dibangun dan beroperasi sejak 2010. Bagi petualang dengan budget terbatas, hotel ini merupakan tempat beristirahat yang tepat dengan harga mulai Rp 80.000 per malam. Alamat hotel ini di Jl. Merak Nekang (Tel: +62-812-37713074).
##Hotel Dahlia
Merupakan tempat yang nyaman dengan shower air panas dan makan pagi di Jl. Bhayangkara No. 18 (Tel: +62-385-21377).
##Hotel Rima
Merupakan hotel yang kemungkinan paling terkemuka di Ruteng. Dengan gaya seperti cottage kecil bernuansa bambu, hotel ini dimulai dengan harga Rp 75.000 hingga Rp 225.999 per malam. Lokasinya di Jl. Ahmad Yani (Tel: +62-385-22196).
##Susteran Maria Berduka Cita
Merupakan penginapan dengan bangunan paling besar karena berada di dalam kawasan kesusteran. Dengan jam malam diberlakukan hingga pukul 21.00 tempat ini terkenal bersih dan pelayanannya sangat ramah. Harga mulai dari Rp 140.000, Berlokasi di Jl. Ahmad Yani (Tel: +62-385-22834).
#Berbelanja
Di hampir setiap daya tarik wisata, terdapat kumpulan penjaja dagangan mulai dari gantungan kunci hingga souvenir khas Flores. Paling terkenal adalah kain ikat Flores. Harga kain ikat ini tergantung dari lebar kain dan jenisnya. Biasanya pedagang akan memberikan harga agak tinggi tetapi bila Anda pandai tawar-menawar mungkin saja harga dapat turun sesuai kecocokan.
di Surakarta (Solo) & Sekitarnya
Hubungi : KOSTI TAKSI SOLO
Phone : 0271-856300, 0815-6780-7777, 0813-9090-2900
WhatsApp : 0822-6417-9700
Pengaduan : 0271-857858
Info Tarif Kosti Tujuan Luar Kota / Daerah
Info Tarif Khusus penjemputan dari Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo Solo-Surakarta